INOVASI PENDIDIKAN
A. Pengertian dan Hakikat
Inovasi Pendidikan
Didalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Inovasi
diartikan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode,
atau alat).[1]
Maksud
pengertian inovasi pendidikan disini ialah suatu perubahan yang baru yang baru
dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu
dalam pendidikan.[2]
Maksud
kata “baru” dalam pengertian tersebut adalah apa saja yang belum dipahami,
diterima, atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi meskipun mungkin bukan
merupakan hal yang baru lagi bagi orang lain. Sementara itu, maksud kata
“kualitatif” adalah bahwa inovasi tersebut memungkinkan adanya reorganisasi
atau pengaturan kembali unsur-unsur dalam pendidikan. Jadi, bukan semata-mata
penambahan atau penjumlahan dari unsur-unsur komponen yang ada sebelumnya.
Karena
besar dan kompleksnya permasalahan pendidikan kita sekarang, apalagi pada masa
mendatang, dan mengingat keterbatasan dana dan kemampuan yang dimiliki, maka
tindakan inovasi atau pembaruan sangatlah diperlukan. Meskipun demikian, hal
yang perlu diperhatikan adalah bahwa sesuatu yang baru belum tentu baik,
maksudnya belum tentu inovatif.
Tujuan utama
inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari
sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan
prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan system perlu ditingkatkan agar semua
tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Tujuan yang
direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas tentang sasaran dan
hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin bias diukur untuk
mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum inovasi diadakan.
B. Masalah-masalah yang
Menuntut Inovasi
Pada
dasarnya banyak hal yang menuntut diadakannya inovasi
pendidikan di Indonesia, diantaranya adalah
sebagai berikut :
- Perkembangan IPTEK
Adanya
perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri mengakibatkan kemajuan
teknologi yang memengaruhi kehidupan sosial,
ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan bangsa Indonesia.
- Pertambahan Penduduk
Laju eksplosi
penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya perubahan, sekaligus
bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan yang secara
kumulatif menuntut tersedianya sarana pendidikan yang memadai.
Kenyataan
tersebut menyebabkan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak
seimbang. Hal
inilah yang menyebabkan sulitnya menentukan bagaimana relevansi pendidikan
dengan dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara output lembaga
pendidikan dengan kesempatan yang tersedia.
- Meningkatnya Animo Masyarakat untuk Memperoleh Pendidikan yang Lebih Baik
Munculnya gerakan inovasi pendidikan
berkaitan erat dengan adanya berbagai
tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini, yang
salah satu penyebabnya adalah kemajuan iptek.
Kemajuan
iptek yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya
mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal di satu sisi kesempatan
untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang
sangat ketat. Berkenaan dengan ini pula sekarang bermunculan sekolah sekolah
favorit, plus, bahkan unggulan.
- Menurunnya Kualitas Pendidikan
Kualitas
pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu mengikuti
perkembangan iptek,
menuntut adanya sejumlah perubahan. Bila tidak demikian, jelas akan berakibat
fatal dan akan terus ketingggalan.
- Kurang Adanya Relevansi Antara Pendidikan dan Kebutuhan Masyarakat yang Sedang Membangun
Umumnya, kurang
sesuainya materi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat telah diatasi dengan
menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu, perkembangannya di Indonesia kita
ketahui telah mengalami beberapa kali perbahan kurikulum. Hal ini diupayakan
dalam mengatasi masalah relevansi. Dengan kurikulum inilah anak-anaknya dibina
kpribadiannya melalui pengetahuan, keterampilan, dan sifat yang sesuai dengan
tuntutan masa kini dan tuntutan masa yang akan dating. Aspek keterampilan
merupakan unsur kurikulum baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan
prioritas utama.
- Belum Mekarnya Alat Organisasi yang Efektif serta Belum Tumbuhnya Suasana yang Subur dalam Masyarakat untuk Mengadakan Perubahan – perubahan yang Dituntut oleh Keadaan Sekarang dan yang Akan Datang
Kenyataan
seperti ini disebabkan masih minimnya pengetahuan dan wawasan masyarakat untuk
membangun dirinya pada kemajuan – kemajuan.
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Inovasi Pendidikan
Beberapa
faktor yang cukup berperan memengaruhi inovasi pendidikan, diantaranya :
- Visi terhadap Pendidikan
Pendidikan
merupakan persoalan asasi bagi manusia. Sejak kelahirannya, manusia telah
memiliki potensi dasar yang universal, berupa :
·
Kemampuan untuk
membedakan antara yang baik dan yang buruk (moral
identity);
·
Kemampuan dan
kebebasan untuk mengembangkan diri sendiri sesuai dengan pembawaan dan
cita-citanya (individual identity);
·
Kemampuan untuk
berhubungan dan kerja sama dengan orang lain (social identity);
·
Adanya ciri-ciri
khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (individual differences).
Setiap
anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan
dalam situasi pergaulan dengan orang lain pada umumnya dan pergaulan dengan
kedua orang tuanya pada khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilinginya.
Pendidikan seperti inilah yang akan menjadikan anak sebagai manusia dalam arti
yang sesungguhnya. Cinta kasih orang tua dan ketergantungan serta kepercayaan
anak kepada mereka pada usia-usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan
timbulnya pergaulan mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal
anak akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan,
lingkungan budaya, dan zamannya.
Dengan
demikian, pandangan dan harapan orang tua terhadap pendidikan sekarang dapat
berbeda dengan pandangan orang terhadap pendidikan masa lampau atau waktu yang
akan datang. Perbedaan pandangan ini erat hubungannya kalau tidak justru harus
disebut berdasar atas falsafah mengenai
manusia dan kemanusiaan pada zamannya masing-masing.
- Faktor Pertambahan Penduduk
Pertambahan
penduduk yang cepat merupakan faktor yang sangat menentukan dan berpengaruh
besar terhadap penyelenggaraan pendidikan sehingga menuntut adanya
pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan.
Adanya
pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai
segi kehidupan, utamanya dalam bidang pendidikan, misalnya dengan bertambahnya
penduduk maka akan bertambah pula anak-anak usia sekolah, fasilitas-fasilitas
pendidikan dan tenaga kerja. Banyak sekali masalah pendidikan yang berkaitan
erat dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Adapun masalah-masalah yang
berkaitan langsung dengan pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :
·
Kekurangan
kesempatan belajar
·
Masalah kualitas
pendidikan
·
Masalah relevansi
·
Masalah efisiensi
dan efektivitas
Adanya
pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai
segi kehidupan. Bagaimanapun pertumbuhan penduduk yang cepat mengharuskan kita
semua untuk bekerja lebih keras agar kebutuhan pendidikan anak usia sekoah dan
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini dimaksudkan agar
kita tidak ketinggalan zaman, yang kenyataannya selalu dinamis dan berubah.
- Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kemajuan
zaman seperti sekarang ini justru ditandai dengan majunya iptek. Perkembangan
iptek berlangsung secara akumulatif dan semakin cepat jalannya. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang cepat ini tidak harus diikuti dengan memasukkan penemuan
dan teori baru ke dalam kurikulum sekolah di luar kemampuan meskipun kondisi
anak didik perlu diperhatikan. Anak didik pun tidak mungkin mampu mengikuti dan
menguasai segenap penemuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan..
- Tuntutan Adanya Proses Pendidikan yang Relevan
Berkenaan
dengan hal ini, pendidikan dapat diperoleh dari
sekolah maupun dari luar sekolah.
Cukup banyak pendidikan yang sangat berarti justru tidak dapat diperoleh di
sekolah, terutama yang bersifat pengembangan profesi dan keterampilan, seperti
pengembangan karier, profesi tertentu, dan sebagainya. Permasalahan
pendidikan yang kini dihadapi sangat kompleks. Adanya proses pendidikan yang
relevan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi sangat diperlukan mengingat
akan keterbatasan dana pendidikan. Hal itu penting karena system sekolah dengan
segala kekurangannya ternyata meliputi hampir 80% persen biaya pendidikan dana
yang lain, seperti gedung , buku, alat pengajaran dan fasilitas lain dibebankan
kepada orangtua.
D. Tujuan Inovasi
Pendidikan dan Cara-cara Pencapaiannya
Peranan
pendidikan dan tingkat perkembangan manusia merupakan faktor yang dominan
terhadap kemampuannya untuk menanggapi masalah kehidupannya sehari-hari.
Tingkat kemajuan suatu bangsa juga dapat ditinjau dari tingkat pendidikan
rakyatnya. Semakin baik tingkat pendidikan masyarakat, semakin maju pula
bangsanya. Sebaliknya, semakin terpuruk dan rendahnya pendidikan rakyatnya,
jangan diharapkan bangsanya akan maju.
Secara
lebih rinci tentang maksud-maksud diadakannya inovasi pendidikan ini, adalah
sebagai berikut :
- Pembaruan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalah-masalah pendidikan.
Tugas pembaharuan pendidikan yang
terutama adalah memecahkan masalah-masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan, baik dengan cara yang konvensional maupun dengan cara
yang inovatif. Titik pangkal pembaruan pendidikan adalah masalah pendidikan
yang aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan dengan cara inovatif.
Masalah-masalah pendidikan yang perlu dipecahkan melalui inovasi tersebut
adalah :
a.
Kurang meratanya
pelayanan pendidikan
b.
Kurang serasinya
kegiatan belajar dengan tujuan
c.
Belum efisien dan
ekonomisnya pendidikan
d.
Belum efektif dan
efisiensinya sistem penyajian
e.
Kurang lancar dan
sempurnanya sistem informasi kebijakan
f.
Kurang dihargainya
unsur kebudayaan nasional
g.
Belum kokohnya
kesadaran, identitas, dan kebanggaan nasional
h.
Belum tumbuhnya
masyarakat yang gemar belajar
i.
Belum tersebarnya
paket pendidikan yang memikat, mudah
dicerna dan mudah diperoleh
j.
Belum meluasnya
kesempatan kerja
- Inovasi pendidikan sebagai upaya untuk mengembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis.
Manusia
mampu menciptakan sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak dikenal. Manusia juga
selalu berusaha dan mampu melakukan sesuatu dengan cara yang baru, yang
sebelumnya tidak dikenal dan bahkan lebih sempurna. Dengan kreativitas dan
usaha yang tidak henti-hentinya, manusia menemukan sesuatu dengan cara baru
yang mengantarkan pada kehidupan yang lebih baik seperti sekarang ini.
Pembaruan pendidikan dilakukan dalam upaya “problem
solving” yang dihadapi dunia pendidikan yang selalu dinamis dan berkembang.
Adapun
sifat pendekatan yang diperlukan untuk pemecahan masalah pendidikan yang
kompleks dan berkembang itu harus berorientasi pada hal-hal yang efektif dan
murah, serta peka terhadap timbulnya masalah-masalah baru di dalam pendidikan.
Sehubungan
dengan itu, tampaknya ada beberapa cara yang bisa ditempuh dalam upaya pencapaian
tujuan dimaksud berikut ini :
- Pemerataan dan peningkatan kualitas
- Memperluas pelayanan pendidikan (kuantitas)
- Meningkatkan keserasian pendidikan dengan pembangunan
- Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem penyajian
- Melancarkan sistem informasi kebijakan
E. Beberapa Contoh
Pelaksanaan Inovasi Pendidikan
1.
Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan (PPSP)
Sasaran
pembaruan sistem pendidikan melalui PPSP ini meliputi beberapa komponen dan
elemen. Kurikulum adalah satu di antara elemen instrumental yang sangat menentukan
keberhasilan sistem pendidikan tersebut. Namun kurikulum itu sendiri meliputi
beberapa sub elemen yang saling berkaitan , diantaranya adalah :
·
Tujuan yang ingin
dicapai
·
Materi yang
diberikan
·
Garis-garis besar
program pengajaran
·
Sistem penyampaian atau
strategi pengajaran
Jenjang
pendidikan yang dipakai pada PPSP adalah jenjang SD dengan lama belajar 8 tahun
dan jenjang Sekolah Menengah (setingkat dengan SMTA) dengan lama belajar 3
tahun. Proyek ini disebut dengan proyek perintis karena bermaksud menjelajahi
tahap pertama beberapa gagasan inovatif untuk diketahui tingkat efektivitas dan
efisiensi melalui proses penilaian yang
sistematis sebelum disebarluaskan.
Sasaran
populasi terakhir dari proyek ini adalah semua anak Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah di Indonesia. Dalam tahap percobaan akan diambil siswa dari delapan
Sekolah Dasar dan delapan Sekolah Menengah di delapan PPSP.
2.
Pengajaran
dengan Sistem Modul
Modul merupakan
program pengajaran mengenai suatu satuan bahasan yang sengaja disusun secara
sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh anak didik. Modul ini
juga disertai pula pedoman penggunaannya untuk para guru.
Sistem pengajaran dengan
modul ini bertujuan terutama untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
belajar mengajar disekolah, terutama yang berkaitan dengan penggunaan waktu,
dana, fasilitas dan tenaga secara tepat guna dalam mencapai tujuan secara
optimal.
Dalam
konteks pengajaran modul ini, peranan guru dan murid dalam satu sistem
pengajaran dapat digambarkan sebagai berikut :
a.
Bagian-bagian modul
Dalam
suatu modul tercakup satu set program yang digunakan oleh siswa dan satu
pedoman cara penggunaan modul yang digunakan oleh pendidik atau guru. Program
yang disusun untuk murid terdiri dari hal-hal berikut :
·
LKS (Lembaran
Kegiatan Siswa)
·
Lembaran Kerja
·
Kunci Lembaran
Kerja
·
Lembaran Tes
·
Lembaran Jawaban
·
Kunci Jawaban
Sementara
itu, pedoman yang disusun untuk para pengajar yang disebut “Pedoman Guru”
berisi penjelasan mengenai topik yang dibahas (tujuan dan materi), jenis-jenis
kegiatan belajar dan alat-alat yang digunakan, serta petunjuk tentang cara
menggunakan alat pelajaran dan evaluasi.
b.
Murid
dan Peranannya
dalam Sistem
Pengajaran Modul
Melalui system
modul ini, pada dasarnya para siswa mendapat kesempatan lebih banyak untuk
belajar sendiri, membaca uraian dan petunjuk didalam lembaran kegiatan siswa,
menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melaksanakan tugas-tigas yang harus
diselesaikan, dan mengecek apakah penyelesaian setiap tugas benar atau tidak. Oleh karena itu, setiap siswa dalam batas-batas tertentu
dapat maju sesuai dengan irama kecepatan dan potensi yang dimilikinya.
- Peranan Guru dalam Sistem Pengajaran Modul
Tugas utama guru
dalam system pengajaran modul ialah mengorganisasi dan mengatur proses belajar,
antara lain:
1.
Menyiapkan situasi
belajar yang sesuai
2.
Membantu para siswa
yang mengalami kesulitan didalam memahami isi modul atau melaksanakan tugas
3.
Melaksanakan penilaian
terhadap setiap siswa
3.
Proyek
Pamong
Pamong merupakan
singkatan dari pendidikan anak oleh masyarakat, orangtua, dan guru. Proyek ini merupakan program bersama antara pemerintah
Indonesia dengan INNOTECH (Educational Innovation and Technology), SEAMEO.
Dikalangan SEAMEO proyek ini dikenal dengan istilah IMPACT, yang merupakan
singkatan dari Instruktional Management by Parent Community and Teachers.
Proyek pamong
diadakan dengan latar belakang bahwa hampir separo dari jumlah anak-anak di
Asia Tenggara tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar. Langkah
yang diambil untuk mengatasi persoalan tersebut mungkin dengan cara
memperbanyak gedung sekolah yang bisa berarti memperluas cara mengajar
tradisional. Apabila langkah ini diambil,
tentu akan memerlukan biaya yang tidak sedikit
dan tidak akan mampu dipikul oleh negara-negara di Asia Tenggara.
v Tujuan
proyek pamong:
1.
Membantu anak-anak yang
tidak dapat sepenuhnya mengikuti pendidikan sekolah atau siswa DO
2.
Membantu anak-anak yang
tidak mau terlibat oleh tempat dan waktu dalam belajar sehingga belajar dapat
dilakukan sambil menggembalakan ternak, waktu istrahat, dan sebagainya.
3.
Mengurangi penggunaan
tenaga baru sehingga rasio guru terhadap murid dapat menjadi 1
: 200 padahal pada sekolah dasar (SD) biasa 1 : 40 atau maksimal 1: 50
4.
Menampung sebanyak
mungkin siswa karena ditingkatkannya pemerataan kesempatan belajar dan biaya
yang rendah.
Adapun
beberapa dasar unsur pokok Sistem Penyampaian
Pendidikan adalah :
Berdasarkan
Initial Planning Document dari proyek IMPACT, unsur-unsur pokok dari sistem penyampaian
pendidikan Proyek Pamong adalah sebagai berikut:
- Modul
- Learning Centre (Pusat Pendidikan)
- Bimbingan oleh para siswa yang lebih besar
- Pengawasan oleh orangtua
- Self base instruction
- Anggota masyarakat
Pelaksana
percobaan Proyek Pamong ini di Indonesia dipercayakan kepada Universitas
Sebelas Maret (UNSTRAT) Surakarta. Tahap penjajagannya dimulai pada tahun 1974.
4.
SMP
Terbuka
SMP Terbuka
merupakan sekolah menengah umum tingkat pertama yang kegiatan belajarnya
sebagian besar diselenggarakan diluar gedung sekolah dengan cara penyampaian
pelajaran melalui berbagai media dan interaksi yang terbatas antara guru dan
murid.
Lahirnya
SMP Terbuka dilatarbelakangi oleh pemikiran untuk menampung anak-anak lulusan
SD yang tidak tertampung di SMP biasa, yang pada mulanya ada beberapa
alternatif yang coba diidentifikasi, yaitu :
·
Penambahan daya
tampung SLTP, yang dilakukan baik dengan penambahan sekolah baru, juga dengan
meningkatkan efisiensi internal
·
Peningkatan daya
tampung sekolah-sekolah swasta
·
Pengembangan
sekolah terbuka dengan media korespondensi, modul, siaran radio, siaran
televisi, dan sebagainya
·
Pembukaan
kursus-kursus keterampilan praktis di luar sekolah sebagai jalan penyaluran ke
masyarakat
Beranjak
dari 4 alternatif tersebut, dipilihlah SMP Terbuka, dengan alasan sekolah ini
dapat mencapai daya tampung yang lebih besar dan biaya yang tidak terlalu
mahal.
Sekolah
Terbuka ialah suatu subsistem pendidikan formal yang tujuannya didasarkan pada
SMP formal yang dapat diselenggarakan di luar gedung sekolah atau diorganisasi
secara nonformal dengan menggunakan kurikulum yang berlaku untuk SMP. Dalam hal
penyajian pendidikan melalui pendekatan multimedia, hanya sekitar 10 persen
melalui tutorial dan selebihnya yaitu sekitar 90 persen dengan multimedia.
a. Tujuan dan
Karakteristik SMP Terbuka
Secara umum
tujuan SMP Terbuka sama dengan tujuan pendidikan umum SMP, yaitu agar
lulusannya:
1.
Menjadi warga Negara
yang baik sebagaimana manusia yang utuh, sehat , dan kuat lahir batin;
2.
Menguasai hasil
pendidikan umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan di Sekolah Dasar;
3.
Memiliki bekal untuk
melanjutkan pelajarannya ke SLTA dan untuk terjun kemasyarakat;
4.
Meningkatkan disiplin
siswa;
5.
Menilai kemajuan siswa,
dan memantapkan hasil pelajaran dengan media.
Kendatipun
demikian, SMP Terbuka sebenarnya mempunyai beberapa kekhasan sebagai berikut :
1.
Pendidikan ini
merupakan pendidikan formal (jalur gedung sekolah), tetapi berlangsung sebagian
besar di luar gedung sekolah
2.
Kurikulum ekuivalen
dengan kurikulum SMP Terbuka
3.
Kegiatan belajar
lebih banyak diadakan dengan studi individual, kelompok kecil di bawah
bimbingan anggota kelompok setempat
4.
Guru utama (mediated master teachers), yang mengajar
dari jarak jauh melalui media modul, radio atau TV
5.
Interaksi tatap
muka langsung (face to face interaction)
untuk tutorial immediated feed back
and reinforcement yang terbatas
6.
Murid dapat
menyelesaikan program studi dalam jangka waktu minimal sama dengan SMP dan
mengikuti EBTA menurut kemampuan dan waktu yang ada padanya sesuai dengan
prestasi dan bobot pelajaran
7.
Prioritas diberikan
kepada tamatan SD dalam tiga tahun terakhir atau usia lima belas tahun, tanpa
menutup kemungkinan kelompok usia lain
8.
Tempat pendidikan
berlangsung di tempat kediaman siswa dengan diusahakan pembentukan kelompok
belajar setempat
9.
Kegiatan belajar
diawasi dan dimonitor oleh guru pembimbing yang ditunjuk dari guru SD atau
Pamong PLS pada PLPM/PKB setempat
10.
Sekolah ini berusaha menumbuhkan partisipasi masyarakat
secara lebih besar dan terarah
b. Cara Belajar di SMP
Terbuka
Pada SMP Terbuka
terdapat beberapa macam cara belajar, yaitu :
·
Dengan tatap muka
·
Melalui radio
·
Melalui media cetak
·
Melalui kaset, slide,
model, dan gambar-gambar
c. Tenaga Pengajar di SMP Terbuka
Di
SMP Terbuka, guru-guru dibedakan menjadi dua macam, yaitu guru pembina dan guru
pembimbing.
1.
Guru Pembina
Guru Pembina
adalah guru bidang studi yang bertugas dan bertanggungjawab penuh atas
perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan belajar dan menilai prestasi siswa. Guru pembina merupakan guru bidang studi pada SMP Induk
yang bertugas juga pada SMP Terbuka.
2.
Guru Pembimbing
Guru pembimbing
adalah guru yang bertugas membantu guru pembina dalam pelaksanaan kegiatan
belajar pada siswa dikelompok belajar setempat dan membantu pelaksanaan
penilaian prestasi siswa. Guru pembimbing
ini diambil dari anggota masyarakat
setempat yang memenuhi persyaratan untuk menjalankan tugas tersebut.
d. Perkembangan SMP
Terbuka
Pelaksanaan SMP
Terbuka terbagi kepada dua masa yaitu :
1.
Masa Perintisan
2.
Tahap Penyebaran
5. Kuliah Kerja Nyata
(KKN)
Di
dalam Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 1974 tentang REPELITA II, bagian III
bab XII tercantum pola dasar KKN dan pengertiannya sebagai berikut :
“KKN
sebagai intrakurikuler dilaksanakan dengan penempatan mahasiswa dari suatu tingkat studi tertentu dalam
kesatuan-kesatuan antardisiplin ilmu pengetahuan di daerah-daerah yang meliputi
sejumlah desa untuk waktu tertentu. Para mahasiswa disiapkan terlebih dahulu
dalam berbagai bidang keterampilan, sehingga disamping keahliannya dalam
jurusannya masing-masing, mereka dapat kemampuan untuk memecahkan problem yang
dicapai desa secara menyeluruh, dibawah koordinasi dari para dosen pembimbing.
Para mahasiswa peserta KKN ini dapat membantu para pemuda potensi desa di dalam
pengembangan desa menuju kepada swadaya masyarakat desa. Dengan demikian,
proyek KKN dapat menjadi sarana pendidikan nonformal yang efektif dan efisien.
Proyek-proyek perintis KKN, yang dimulai pada Repelita I, akan diluaskan dan
dikembangkan dalam Repelita II menuju kepada pelaksanaan KKN secara penuh di
semua Universitas Negeri maupun Swasta.
Bila dianalisis
secara lebih komprehensif, paling tidak KKN memiliki empat komponen penting, yaitu sebagai berikut :
1.
Sebagai kegiatan
penalaran
2.
KKN sebagai aktivitas
penelitian
3.
Mengandung unsure
perkembangan
4.
Pengabdian pada
masyarakat
6. Radio Pendidikan
Munculnya
siaran radio pendidikan ini mula-mula bertitik tolak dari pemikiran bahwa tugas
guru bukanlah pekerjaan ringan dan ia pun harus belajar kontinu agar dapat
mengikuti perkembangan profesinya. Siaran radio pendidikan itu sendiri khusus
ditujukan kepada para guru sekolah dasar.
Ada
beberapa tujuan dalam penyelenggaraan radio pendidikan, yaitu:
1.
Menunjang penataran
tatap muka yang diselenggarakan oleh Proyek Pembina Sekolah Dasar;
2.
Memperkaya sumber
belajar maupun bahan-bahan penataran yang ada, menjaga kesinambungan pembinaan
kemampuan, serta memantapkan penataran yang telah diikuti oleh para guru
dilapangan;
3.
Meningkatkan penyebaran
penataran guru secara lebih merata cepat kedaerah-daerah yang sukar dijangkau
secara fisik;
4.
Mendorong tercapainya
prinsip belajar seumur hidup bagi guru;
5.
Menjalin terpeliharanya
kontak antar sesama guru, dan antara guru dengan sumber belajar, dalam hal ini
para pengasuh siaran pendidikan.
7. Televisi Pendidikan
Ditengah maraknya perkembangan
pertelevisian di Indonesia, dunia pendidikan pun berkeinginan memanfaatkan
televisi tersebut sebagai media dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian,
diadakanlah Televisi Pendidikan.
Program siaran Televisi Pendidikan dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a.
TV
Pendidikan untuk Anak-anak
Adanya
perintisan pengembangan televise pendidikan untuk anak-anak ini bertujuan
untuk:
1.
Menghasilkan sejumlah
program pembinaan watak yang isi maupun format penyajiannya sudah teruji dan
memenuhi standar teknis siaran TVRI.
2.
Mencari suatu model
proses produksi program televise pendidikan untuk anak-anak dengan criteria
tidak terlalu ideal dan secara sistematis disesuaikan dengan kondisi di
Indonesia .
b.
TV
Pendidikan untuk Umum
Tujuan televisi
pendidikan ini adalah
untuk mengembangkan program-program pendidikan luar sekolah dengan cara
menyebarkan pesan-pesan yang tematis agar masyarakat memiliki pengetahuan dan
sikap yang tepat, khususnya mengenai pendidikan kesejahteraan keluarga,
pendidikan mata encaharian dan pendidikan alam dan lingkungan hidup.
8. Sekolah Unggulan
Kelahiran
Sekolah Unggulan (termasuk SMU plus dan yang bercirikan unggulan lainnya) pada
dasarnya tidak terlepas dari upaya peningkatan dan pengembangan kualitas SDM,
terutama menyongsong Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II dan diresmikannya
program Wajib Belajar 9 Tahun. Bahkan di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 sendiri
pada pasal 8 ayat (2) disebutkan : “Warga negara yang punya kemampuan dan
kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus”.
Salah satu
tujuan sekolah unggul adalah menjaring dan sekaligus mengembangkan kader bangsa
yang baik, dalam artian memiliki kelebihan dalam berbagai aspek dibandingkan
dengan kader-kader bangsa pada umumnya sehingga ia mampu mengantisipasi dan
menjawab berbagai tantangan zaman.
Hal
yang menarik dalam pendiriannya adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
menghendaki dilibatkannya peran swasta bersama Pemerintah Daerah dalam
penyelenggaraannya.
a.
Tinjauan
Historis Kelahirannya
Pada
masa lalu, program semacam sekolah unggulan ini masih belum ada, meskipun
pemikiran dan pelaksanaannya sudah berjalan. Maksudnya, belum ada satu sekolah
yang secara terbuka dinyatakan bertujuan mendidik anak berbakat (berkemampuan
intelektual di atas rata-rata) saja.
Sebelum
lahir sekolah-sekolah unggulan, ada beberapa hal yang sudah dilakukan atau biasa
dikatakan mirip dengan sekolah unggulan seperti berikut ini:
1.
Loncat kelas
2.
Sekolah favorite
Bila
ditelusuri lebih jauh, tampaknya ada beberapa hal yang menjadikan sebuah
sekolah menjadi favorit. Diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Terseleksinya murid-murid
secara ketat
·
Manajemen persekolahan
yang baik
·
Peran guru yang
dikendalikan secara baik sebagai pengaruh dari manajemen persekolahan yang baik
tersebut.
3.
SMA Taruna Nusantara
b.
Dimensi-dimensi
Keunggulan
Pada
dasarnya banyak pandangan dan ragam pendapat tentang keunggulan dalam
pendidikan dengan segala kriterianya. Ada yang melihat keunggulan dari aspek
input atau masukannya, dari segi proses belajar mengajarnya, atau dalam hal
layanan pendidikannya, dan bahkan keunggulan dari aspek pembiayaannya.
Dimensi-dimensi
keunggulan dalam suatu sekolah paling tidak meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.
Para
calon siswa yang akan memasuki sekolah yang bersangkutan diseleksi secara ketat
dengan menggunakan criteria tertentu dan prosedur yang dapat
dipertanggungjawabkan. Kriteria umum yang dipakai adalah prestasi belajar
superior dan skor psikotes.
2.
Sarana dan prasarana
diarahkan untuk menunjang secara maksimal pemenuhan kebutuhan belajar siswa
serta penyaluran bakat dan minatnya, baik dalam kegiatan kurikuler maupun
ekstrakurikuler.
3.
Lingkungan belajarnya
kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang riil,
baik lingkungan dalam arti fisik maupun social psikologis.
4.
Karena siswa pada
umumnya mempunyai intelektual baik (diatas rata-rata) atau superior, maka guru
dan tenaga kependidikan yang menanganinya pun terdiri dari guru dan tenaga
kependidikan yang juga unggul, baik dalam segi penguasaan materi pelajaran,
penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas. Untuk itu
perlu disediakan semacam insentif
tambahan bagi guru berupa uang maupun fasilitas lainnya.
5.
Kurikulum diperkaya
Konteks
ini tetap berpegang pada kurikulum nasional yang standar, namun dilakukan
semacam modifikasi dan improvisasi secara maksimal, sesuai dengan tuntutan belajar
peserta didik yang memiliki kecepatan belajar serta motivasi belajar yang lebih
tinggi dibandigkan dengan siswa seusianya.
6.
Rentang waktu belajar
disekolah itu lebih panjang atau lebih lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah
umumnya sehingga perlu disediakan sarana dan prasarana penunjangnya.
7.
Proses belajar dan
mengajar yang berkualitas serta hasilnya selalu dapat dipertanggungjawabkan
kepada siswa lembaga dan masyarakat.
8.
Nilai plus dari sekolah
unggul terletak pada perlakuan tambahan diluar kurikulum nasional yaitu berupa
modifikasi kurikulum , program pengayaaan dan perluasan, pembinaan kreativitas
dan disiplin, system asrama, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Biasanya
setiap sekolah unggulan mempunyai karakteristik keunggulannya masing-masing yang
ditonjolkan
- Mempersiapkan Pendidik
Didalam
penyelenggaraan sekolah unggul, bukan hanya sarana, administrasi, kurikulum,
lingkungan, dan aspek-aspek pendukung lainnya yang dituntut untuk disusun dan
dirancang, secara seksama. Pendidik pun tidak kalah pentingnya. Sekolah unggul
yang ingin menghasilkan manusia unggul
haruslah dilakukan oleh pendidik yang unggul pula.
Berkenaan dengan
hal tersebut, tampaknya cara yang paling tepat adalah secara bertahap
pemerintah mempersiapkan secara khusus para pendidik unggul bagi sekolah
unggul. Bagaimanapun hal ini berkaitan langsung dengan dimensi mutu mendidik
atau mengajar.