Makalah Tentang Pengertian Dan Ciri-ciri Pembelajaran



PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI
PEMBELAJARAN

A.    Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran (mengajar) secara etiologi ialah penyampaian ilmu (transper ilmu). Serangkaian pembelajaran itu secara terminology ialah: suatua proses penyerahan kebudayan yang berupa pengalam-pengalaman dan kecakapan-kecakapan yang melibatkan serta mengunakan pengetahuan professional guru terhadap peserta didik (murid) sebagai generasi penerus.
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama untuk keberhasilan pendidikan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar di lakukan oleh pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Konsep pembelajaran menurut Cory (1986-195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu.
Dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, sehingga pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.[1]
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar, dimana belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi sama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan didalam kelas Ouffy dan Roehler (1989) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berlajalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. William H. Burton mendefinisikan mengajar ialah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Duffy dan Roehler (1989) menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Sagne dan Briggs (1979 : 3) mengartikan Intruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian pristiwa yang dirancang disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar mengajar siswa yang bersifat internal. Sepintar pengertian mengajar hampr sama dengan pembelajaran namun pada dasarnya berbeda dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian disekolah-sekolah istilah-istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana didalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa.

B.     Konsep Pembelajaran
Sering dikatakan mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam artian luas peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, latar belakang akademinya, dan lain sebagainya.[2]
Bahan pelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan pendidikan atau guru, juga hanya merupakan tindakan memberikan dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Antara belajar mengajar dengan pendidikan bukanlah sesuatu yang terpisah atau pertentangan. Justru proses pembelajaran adalah merupakan aspek yang terintegrasi dari proses pendidikan.
Proses pembelajaran merupakan proses yang mendasar dalam aktivitas pendidikan disekolah. Dari proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar yaitu mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa.[3]
Dalam pembelajaran guru harusa memahami hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perancanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Pendapat ini sejalan dengan Gemore Bronus (1960) mengatakan bahwa perlu adanya teori pembelajaran yang akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif dikelas.

C.    Ciri-ciri Pembelajaran
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berfikis. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikis itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.[4]
Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan serta setidaknya adalah pencapaian tujuan international atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang diprogramkan guru-guru merupakan kegiatan integraktif antara pendidik dengan peserta didik. Yaitu guru dan kegiatan belajar secara paedagogis terjadi pada diri peserta didik.
Knirk dan Gustafson (1986 : 18) mengemukakan ternologi pembelajaran melibatkan 3 komponen utama yang saling berinteraksi yaitu guru (pendidik), siswa (peserta didik), dan kurikulum. Komponen tersebut melengkapi struktur dan lingkungan belajar formal. Hal ini mengambarkan bahwa interaksi pendidik dengan peserta didik merupakan inti proses pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu. Menurut Edi Suardi sebagai berikut:
a.       Belajar mengajar memiliki tujuanm yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu pencambangan tertentu. Inilah yang dimaksud kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian.
b.      Ada suatu proses (jalanya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan yang secara optimal, maka dalam melaksanakan interaksi perlua ada prosedur, atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
c.       Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini baik secara fisik maupun secara mental aktif.
d.      Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peeranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan morivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.
e.       Dalam kegiatan belajar-mengajar membutuhkan disiplin, disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sabar.
f.       Ada batas waktu, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok anak didik). Batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan, setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus dicapai.
g.      Evaluasi dari seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa di abaikan. Setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Menurut S.Nasution (1989:102), mengemukakan pendapat tentang ciri-ciri pengajaaaran yang efektif, yaitu bahwa pengajaran yang efektif merupakan proses sirkulasi yang terdiri atas empat komponen:
1.      Mengatakan aserment, mendiagnosis:
Asermant diadakan pada beberapa fase yaitu:
a.       Tingkaat perkembangan kognitif dan efektif.
b.      Kesiapan mempelajari bahan baru.
c.       Bahan yang telah diajari sebelumnya.
d.      Pengalaman berhubungan dengan bahan pelajaran.
2.      Perencanaan pengajaran terjadi pada dua tingkat.
a.       Tingkat kurikulum umum.
b.      Tingkat intruksional yang spesifik untuk pengajaran dalam kelas.
3.      Mengajar dengan efektif
Efektifitas guru mengajar, nyata dari keberhasilan siswa menguasai apa yang telah diajarkan oleh guru.
4.      Latihan dan reinforcement, yaitu membantu siswa melatih dan memantapkan pelajaran.
Pembelajaran (mengajar) secara etimologi ialah penyampaian ilmu(transper ilmu), sedangkan pembelajaran itu secara terminologi ialah: suatu proses penyerahan kebudayaan yang berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan-kecakapan yang
Melibatkan serta manggunakan pengetahuan profesional guru terhadap peserta didik (murid) sebagi generasi penerus. 
  
D.    Kesimpulan
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian dan mengajar dan pembelajaran terjadi sama-sama. Duffy dan Roehler (1989) menyebutkan bahwa pembelajaran ialah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional yang dimiliki oleh guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Proses pembelajaran merupakan proses yang mendasar dalam aktivitas pendidikan disekolah. Dari proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak yaitu: mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa.
Pembelajaran mempunyai dua (2) karakteristik yaitu pertama: pross pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal. Kedua dalam proses pembelajaran membangun suasana yang dialogis dan Tanya jawab yang terus menerus, yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan daya berfikir siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Mujiono,Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Al-Fabeta, 2003
Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Rosdakarya, 2007
Google
Slameto, BElajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Ribeka Cipta, 1995
Syaiful Basri, Aswan Zaim, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Disekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002


[1] Syaful Sagala, Konser dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Al-fabeta, 2003), hlm. 61
[2] Ibid
[3] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran,(Bandung: Rosda Karya, 2007), hlm. 129
[4]  Syaful Sagala, Op. Cit. hlm. 63-64