KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur ke hadirat ALLAH SWT, yang
telah memberikan nikmat kesehatan berupa jasmani dan rohani, karena dengan
taufik dan hidayah-Nya makalah ini telah terselesaikan sesuai dengan batas waktu yang telah di
tentukan. Tidak lupa sholawat dan salam ke ruh junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, seluruh
keluarga, para sahabat-sahabatnya beserta pengikut-pengikutnya. Dengan
kehadiran-Nya mampu membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti saat ini.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu dosen pembimbing yang telah mengajarkan mata kuliah TEHNIK
LABORATORIM kepada kami. Terimakasih juga kami
ucapkan kepada rekan-rekan kelompo ksatu yang telah bekerja sama dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Semoga
Allah memberikan ilmu yang berkah dan bermanfaat kepada kita semua. Dan semoga kita dapat
menggunakan ilmu yang kita miliki ke jalan yang di ridhai-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Mudah-mudahan apa
yang tercantum di dalam makalah ini dapat di pahami dan bermanfaat untuk
kita semua.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
A.
Pengertian Hidup..................................................................................................... 3
B.
Pengertian Mati........................................................................................................ 5
C.
Keutamaan Mati...................................................................................................... 7
D.
Menyiapkan Diri untuk Mati................................................................................... 9
BAB
III : PENUTUP.......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................................. 11
B. Saran....................................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
[1]Manusia
adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu
manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain. Seorang
antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat terus menerus,
dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Kematian merupakan bagian yang tidak
terlepas dari kehidupan manusia. Kematian merupakan fakta hidup, setiap manusia
di dunia akan mati. Kematian tidak hanya di alami oleh kaum lanjut usia, tapi
juga oleh orang-orang yang masih muda, anak-anak bahkan bayi. Seseorang dapat
meninggal karena sakit, usia lanjut, kecelakaan dan sebagainya. Jika seorang
meninggal dunia, peristiwa kematian tersebut tidak hanya melibatkan dirinya
sendiri namun juga melibatkan orang lain, yaitu orang-orang yang di
tinggalkannya, kematian dapat menimbulkan penderitaan bagi orang-orang yang
mencintai orang tersebut.
Setiap orang yang meninggal akan
disertai dengan adanya orang lain yang di tinggalkan, untuk setiap orang tua
yang meninggal akan ada anak-anak yang ditinggalkan. Kematian dari seseorang
yang kita kenal terlebih kita cintai akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan
selanjutnya. Apalagi jika orang tersebut dekat dengan kita, orang yang di
kasihi, maka akan ada masa dimana kita akan meratapi kepergian mereka dan
merasakan kesedihan yang mendalam.
Orang tua merupakan orang yang
paling dekat dengan anak-anak, ketika seorang remaja di hadapkan pada suatu
peristiwa yang tidak di inginkan dalam hidupnya pasti akan merasa berat untuk
menerimanya, seperti peristiwa kematian yang dapat memisahkan hubungan antara
orang tua dan anak, peristiwa tersebut sulit untuk di terima oleh siapapun
karena tidak ada satu orang pun yang siap di tinggalkan untuk selamanya oleh
orang yang di cintainya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut :
1) Bagaimana pengertian manusia
2) Bagaimana pengertian hidup
3) Bagaimana pengertian kematian
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai tambahan hasanah keilmuan khususnya
di bidang ilmu kebudayaan dan ilmu terkait lainnya. Sebagai tambahan refleksi
diri terhadap kehidupan dan mengingat adanya kematian khususnya bagi penulis
dan pembaca pada umunya. Disamping itu untuk mengetahui pengertian manusia,
mengetahui pengertian kehidupan dan pengertian kematian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hidup
Hidup ialah pertalian antara roh
dan badan serta hubungan interaksi antara kehidupannya atau hidup adalah suatu
sifat yang dengan sifat itu menjadi berpengetahuan dan memiliki kekuatan. Jadi,
hidup itu merupakan sumber kenikmatan dan tanpa kehidupan maka tidak
seorang pun dapat menikmati arti kehidupan di dunia serta meraskan pembalasan
baik dan buruk di akhirat nanti.[2]
Dunia ini di ciptakan oleh Allah
sebagai tempat kehidupan dan kematian,
sedangkan alam akhirat dijadikan sebagai tempat pembalasan dan kemudian
tempat yang kekal abadi.
Allah telah menciptakan
hamba-hamba-Nya di dunia ini untuk menyembah hanya kepada-Nya serta menguji
mereka, sehingga dapatlah diketahui siapa di antara mereka yang paling banyak
amalnya, dan nanti akan diberi balasan pahala, atau siapa yang membuat durhaka
maka nanti akan mendapat siksa.
Allah menjadikan manusia bertempat
tinggal di dunia, sekedar sebagai musafir di negeri ini (dunia), ia sedang bepergian dari dunia ini ke negeri
tempat kediamannya yang langgeng berupa surga atau neraka. Dia tidak menyadari
bahwa dunia ini dijadikannya seolah-olah hanya merupakan sebagai pelabuhan
untuk berlabuh atau terminal untuk tempat beristirahat bagi seorang musafir
yang perlu mengambil bekal perjalanannyaa menuju akhirat.
Karena itu, Allah telah
menciptakanya di dunia ini berbagai kesenangan dan macam-macam kelezatan yang
merupakan bekas-bekas rahmat-Nya dan hanya sebagia kecil daripada kesenangan
dan kelezatan yang ada di sana penuh dan cukup di mana seorang hamba-Nya yang beriman sangat
merindukanya. Oleh karena itu maka
kepada orang mukmin, diberikan gambaran
yang merangsang dengan barang-barang yang di hadapannya sebagai rasa nikmat; sebab
sesuatu lebih mudah di kenal dengan menyebutkan jenisnya sebagai mana
kenikmatan yang serupa pula Begitu pula di dunia ini, Allah mengatakan tanda-tanda yang memberikan kesan tentang
adanya kemurkaan dan kerahan-Nya berupa hukuman-hukuman, penderitaan-penderitaan
cobaan-cobaan, bencana dan ujian, atau
tidak kesenangan dan sesuatu yang tidak di sukai.
Keadaan-keadaan ini akan menjadi
petunjuk tentang adanya penderitaan-penderitaan di alam akhirat nanti. dengan
demikian di maksudkan, agar hamba-hamba-Nya yang beriman dapat menjaga dirinya
serta berhati-hati dengan penuh kesadaran. maka kehidupan dunia ini di jadikan
Allah sebagai kehidupan ganda, percampuran antara kebaikan dengan kejahatan,
dan antara kenikmatan dengan penderitaan. berapa banya yang telah kita alami
tertawa setelah menangis dan sakit setelah sembuh. dan berapa banyak kelahiran
yang muncul dari tidak ada, pemuda menjadi dewasa dan orang tua menjadi renta
atau bangka, kenikmatan menjadi kecelakaan serta penyesalan.
[3]Dalam
hal ini, seorang ahli syair menyatakan ;
“Sungguh dunia telah
menyeru dirinya - sekiranya di alam ini ada yang mendengar. Berapa banyak orang
yang kokoh umurnya telah kubinasakan. Maka dengan demikian, maut memburu
penghuni ini yang tidak ada tempat baginya untuk mengelakkan diri atau
menghindar..
Rasulullah SAW. telah bersabda yang bersumberkan dari Abu
Darda;
“Sekiranya tidak
karena tiga perkara, tidak ada anak adam yang menundukkan kepalanya, yaitu
kefakiran, sakit dan kematian. Akan tetapi di samping itu ada pahala”.
Dari Ibnu Abi Syaibah dan ubaid bin Syahid dari Hasan ra.
berkata:
“Tatkala Allah
menciptakan Adam dan anak cucu-nya, malaikat berkata: Bumi tidak akan cuku buat
mereka’. lalu Allah SWT. berfirman: ‘sungguh aku menjadikan harapan baginya”.
Dari Ali ra yang menisbahakan hadis dari Rasulullah SAW
bahwa ia berkata:
“Sungguh perkara yang
aku takutkan kepadamu ialah dua perkara, yaitu mengikuti hawa nafsu, yaitu
meninggalkan kebenaran dan tentang panjang angan-anga”.
Tentang mengikuti hawa nafsu,
yaitu meninggalkan kebenaran dan tentang panjang angan-angan yaitu kecintaan
kepada dunia.
Hasan al-Basri berkata:
“Barang siapa yang ingin melebihkan dunia
dari akhirat, maka Allah akan berikan siksa kepadanya enam siksaan. Tiga di
antaranya di dunia dan tiga lainnya di akhirat. Adapun yang di dunia yaitu
angan – angan yang berkepanjangan,keinginan yang tidak ada batasnya, dan
hilangnya kemanisan ibadah. Adapun yang di akhirat ialah, kebingungan yang
hebat pada hari kiamat, hisab yang hebat dan kesedihan yang berkepanjangan.
Rasulullah SAW telah bersabda :
“Beradalah kamu didalam dunia ini seolah-olah
kamu orang asing atau penyeberang jalan dan tunjukkanlah dirimu kepada ahli
kubur”.
Maksudnya ialah hidup seperti
seseorang yang merasa asing atau jauh dari negrinya dengan sikap zuhud dan
mengumpulkan bekal didunia untuk keperluan di alam akhirat, sebab akhiratlah
yang merupakan tanah air yang asasi dan disanalah negri tempat kekekalan.
Manusia diciptakan didunia ini hanya untuk di uji, jika ia patuh kepada Allah,
maka akan diberikan ganjaran, sebaliknya jika ia berbuat dosa maka ia akan
dihukum.
Jadi manusia dalam hal ini di
ibaratkan seorang budak yang disuruh tuannya untuk kepentingan yang hendak
dilaksanakannya. Maka budak ini adalah asing atau sekesar menyeberang jalan ke
tempat yang hendak dituju untuk segera menyelesaikan keperluannya, kemudia
kembali ke negrinya.
Karena itu manusia tidak boleh
menjadikan dunia ini sebagai tanah air dan tempat tinggal selamanya, tetapi
hendaklah ia laksanakan bagai seseorang yang merantau yang segera bersiap-siap
meneruskan perjalanannya.
B.
Pengertian
Mati
[4]Mati
ialah terputusnya hubungan roh dengan lahir batin, perpisahan antara keduanya,
pergantian yang satu keaadaan lain. mati berbeda dengan tidur, karena tidur
berupa terputusnya roh sementara dengan hubungan-hubungan lahiriah.
Firman Allah SWT ;
Artinya
: “Allah memegang jiwa (orang )matinya
dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahan
lah jiwa (orang) yang telah dia tetapkan kematiannya dan Dia telah melepaskan
jiwa yang lain sampai waktu yang di tentukan. sesungguhnya yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kamu yang berpikir (QS az Zumar,
39:42)
Maksud ayat di atas, Allah yang
menggenggam roh di saat telah tiba saatnya, yaitu tidak ada yang hidup, jiwa
dan gerakannya. dan Allah juga menggenggam roh yang belum datang masa ajalnya,
di saat ia sedang tidur, di mana roh tidak lagi mempunyai kemampuan untuk
membedakan dan merasakan sekalipun secara batin. Sebab di saat tidur,
hidup,jiwa dan gerakan masih ada. Karena itu para ulama mendefenisikan tidur itu
sebagai satu naluri yang dengan paksa menimpa seseorang sehingga menghalangi
perasaannya untuk mengadakan gerakan dan melengahkannya dari kesanggupan untuk
mengerti.[5]
Adapula yang berpendapat bahwa
tidur itu adalah pingsan yang hebat yang menimpa pikiran, sehingga mengalami
mengetahui sesuatu yang ini.
Dalam keadaan bangun, maka roh
manusian berjalan dalam tubuh lahir batin. Dan mengerti tentang Allah
menggenggam roh di kala dalam keadaan tidurnya dan dalam keadaan matinya dengan
genggaman yang melepaskan dan menahan yaitu Allah menutup roh dengan sesuatu
yang dapat mencegahnya dari melakukan segala aktivitas. Maka di sini jelas,
bahwa roh adalah sesuatu yang dapat di pegangn (digenggam). Yang belum sampai
batas waktu ajalnya, dilepaskan kembali dan yang sudah sampai kepada maut, maka
di tahannya hingga hari kiamat.
Sedangkan pengertian dari firman
Allah tentang melepaskan yang lain, yaitu menghilangkan kekuatan pencegahannya
dan mengembalikan rasa dan dayanya sehingga sadar kembali seperti semula. Allah-lah
yang mengumpulkan semua jiwa disaat orang itu tidur, dengan menghilangkan daya
serta menciptakan kelengahan dan ketidak sadarannya sebagai ganti dari
kesanggupan dan kemampuan daya tangkap dari rangsangan yang datang dari luar.
Adapun kematian itu sendiri adalah
batas kesempurnaanya roh (jiwa) dalam hidup (umur). Maka maut berarti
menghilangkan seluruh daya rasa selama roh itu berada di genggaman Allah. Atau
maut merupakan penyempurnaan keseluruhan secara hakiki yakni mati dan yang lain
adalah penyempurnaan tidur (tidak sempurna), sebab pada hakikatnya adalah mati
juga.
Dalam hal tidur ini Ikrimah dan
Mujahid berkata:
“Apabila seseorang tidur, maka ada padanya
sebab-sebab dimana roh yang ditempat asa’nya didalam jasad itu dapat berjalan
kian kemari. Selain jasad itu tidur, maka roh pun pergi hingga apabila ia
kembali kedalam jasad, maka orang itu sadarlah. Dalam hal ini ibarat sinar
mtahari yang memancarkan sinarnya kemana-mana, sedangkan sumber asalnya
terdapat berhubungan dengan matahari itu sendiri”.
Dari
Ibnu Abbas tentang tafsir firman Allah surat Az-Zumar ayat 42 di atas, ia
berkata ‘Roh orang yang telah mati dapat bertemu dengan roh orang-orang yang
sedang tidur dan kemudian mereka saling berdialog seperti apa yang di kehendaki
Allah menahan roh yang mati itu dan melepaskan yang hidup (tidur) tanpa sedikit
pun kekeliruan atau terjadi kesalahan”.
C.
Keutamaan
Mati
[6]Seseorang
yang berkecimpung dalam kemewahan dunia dan tenggelam karena tertipu oleh
keindahannya serta sangat mencintai kesenangan-kesenangannya, pastilah ia lupa
untuk mengingat kematian. Bahkan ia tidak ingat sama sekali bahwa pada suatu
ketika ia juga akan mati. Seandainya ia diingatkan oleh orang lain, ia malahan
membencinya. Golongan orang yang semacam ini telah di sebutkan Allah dalam
firman-Nya :
Artinya : “Katakanlah,
sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan memenuhi kamu, kemudian kamu akan di kembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepada apa yang telah
kamu kerjakan. (QS Al-Jumuah, 62:8).
Orang
yang tidak ingat bahwa dirinya nanti akan mati, maka ia akan menjadi orang yang
celaka. Biasanya ia berbuat sewenang-wenang, sombong, angkara murka dan
lain-lain, sifat yang tidak terpuji. Berbeda dengan orang yang selalu mengingat
mati. Ia akan menjauhi sifat-sifat yang tidak terpuji. Karena itu, mengingat
mati termasuk salah satu yang terpuji dan paling utama.
Dari
Mahmud bin Lubaid bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Ada
dua perkara yang tidak disenangi oleh anak Adam. Ia tidak menyenangi kematian,
padahal kematian lebih baik bagi orang yang beriman dari pada fitnah. Dan ia
tidak menyenangi kekayaan sedikit, padahal yang sedikit itu lebih sedikit
tanggung jawabnya. (HR Ahmad).
Manakah
fitnah yang lebih besar daripada fitnah dunia? Lebih-lebih pada zaman sekarang
ini, yang begitu banyak tersebar fitnah dan rayuan-rayuan serta telah merata
keseluruhan penjuru dunia, sehingga tidak bisa lagi melarikan diri atau
menyelamatkan diri dari bahayanya,
melainkan dengan kematian yang menjadi tempat peristirahatan dari segala
bencana dan musibah-musibah dunia.
Dari Abdullah
bin Umar ra. bahwa ia berkata :
“Dunia itu adalah penjara bagi orang
mukmin dan surga bagi orang kafir”.
Diriwayatkan, bahwa Hafidh bin Hajar
al Asqalani ra. semasa ia menjabat sebagai hakim agung, pada suatu hari dia berjalan melalui sebuah
pasar dengan suasana yang indah dan iringan-iringan yang besar, dimana ia
menunggang baghalnya, tiba-tiba seorang Yahudi pedagang zaitun dan dengan
perasaan sangat marah dan kasar dia seraya memegang tali baghalnya lalu berkata
:”Wahai Syekh, tuan yakin bahwa Nabi tuan bersabda : “Dunia adalah penjara bagi
orang mukmin dan surga bagi orang kafir”. Maka di penjara manakah tuan tinggal
dan di surga manakah aku ini tinggal?!” Dia menjawab: “Aku ini kalau
dibandingkan dengan hal-hal yang Allah janjikan kepadaku tentang nikmat-nikmat
yang akan diberikan-Nya pada hari kiamat, maka seolah-olah aku ini berada dalam
penjara. Sedangkan saudara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Allah ancamkan
kepada saudara tentang hukuman dan siksaan di akhirat nanti, maka saudara
sekarang ini seolah-olah berada dalam surga. Lalu orang Yahudi pedagang zaitun
itu masuk islam.
D.
Menyiapkan
Diri Untuk Mati
[7]Kematian
adalah peristiwa besar yang menimpa seseorang secara individu, kejadian dahsyat
serta perkara yang hebat. Dan tiap-tiap makhluk pasti akan mengalami mati.
Dalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang
menerangkan bahwa semua makhluk pasti akan mengalami mati. Diantaranya ialah:
Artinya
: Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.
Dan
sesunguhnya pada hari kiamat sejalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa yang
dijauhkan dari neraka dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. (QS Ali Imran, 3:185)
Artinya :
Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, seandaipun
kamu didalam benteng yang tinggi lagi kokoh. ( QS An Nisa’ 4:78 )
Karena semua makhluk yang ada di dunia ini
pasti mati, termasuk manusia, maka hendaknya orang bersiap-siap untuk menyambut
kematian dengan mengumpulkan perbekalan sebelum meninggalkan dunia yang panah
ini agar tetap berada dijalan Allah. Karena kematian itu merupakan penutup dari
semua kejadian – kejadian di dunia.
Sedangkan
orang yang bodoh adalah orang – orang yang tertutup matanya dari melihat
kesudahan – kesudahan yang akan datang serta terpalingkan oleh kesenangan –
kesenangan, sehingga tidak dapat mengingat atau memikirkan kematiannya nanti
sekalipun ia mengingatnya dengan hati yang lapang, namun dengan perasaan yang
terbius oleh kesenangan- kesenangan dunia wi. Itulah sebabnya maka ingatannya
tidak sampai menembus ke dalam relung hatinya.
Rasulullah
SAW. Bersabda :
“
Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan”.
(HR Tirmidzi)
Sebagian
Ulama berkata :
“
Barang siapa yang banyak mengingat mati, maka ia akan mengutamakan tiga perkara
: (1) segera bertaubat, (2) berhati tenang,(3) rajin beribadah.
Jadi
mempersiapkan diri berati seorang mukmin tidak lengah untuk mengingat mati yang
ada di hadapannya, serta mengingatkan sahabat-sahabatnya atau teman –temannya,
sehingga mereka akan mengingat tempat kembalinya yang berada di dalam bumi yang
akan menghapuskan wajah – wajah mereka yang baik serta pembalasan yang akan
terjadi di dalam kuburan mereka, bagaimana anak – anak mereka akan terlepas,
harta – harta mereka akan di tinggalkan, majelis – majelis mereka serta bekas-
bekas merek akan putus.
Kematian
adalah suatu musibah yang besar dan penderitaan yang hebat. Akan tetapi justru
yang lebih hebat lagi adalah sikap melalaikan diri untuk mengingat kematian,
tidak mau merenungkan soal ini dan tidak mau beramal guna menyongsong kematian
itu. Kematian sungguh menjadi suatu pelajaran bagi orang yang mau
menyadarinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mati adalah saat terpisahnya Ruh
dan jasad kita akan mengalami dua kali kematian dan dua kali kehidupan. Jasad
hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati musnah. Ruh tetap hidup
selamanya, ia hanya berpindah-pindah tempat, mulai dari alam Ruh, alam dunia,
alam barzakh dan terakhir di akhirat. Orang yang bijak sana akan mengumpulkan
bekal sebanyak-banyaknya untuk menempuh perjalanan panjang di dalam barzakh dan
akhirat. Orang lalai hanya fokus pada kehidupan dunia tidak mempersiapkan diri
untuk menempuh perjalanan panjang itu. Bahkan terkesan tidak peduli dengan
kehidupan akhirat.
B.
Saran
Dalam penulisan makalah ini kami
sebagai penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1)
Agar penyelesaian
tugas mata kuliah terlaksana dengan baik terutama mata kuliah ilmu budaya
dasar, sebaik-baiknya perpustakaan menyediakan dan melengkapi
literatur-literatur agar lebih mendukung mahasiswa IAIN dalam menyelesaikan
tugasnya.
2)
Karena terbatasnya
referensi yang ada di perpustakaan IAIN maka sebaiknya dilengkapi fasilitas
wifi yang memadai agar memudahkan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.
3) Sebagaimana mahasiswa yang baik hendaknya menjaga
fasilitas yang telah diberikan oleh kampus.
Disamping itu, penulis makalah ini juga mengharapkan kepada para
pembaca mahasiswa dan dosen pembimbing mata kuliah ini kritik dan sarannya yang
sifatnya membangun dalam terselesaikannya makalah yang selanjutnya.
Jika ada kata-kata dalam
penyampaian dan isi makalah ini terlebih
dahulu kami memohon maaf, dan
kepada Allah SWT kami mohon
ampun. Wabillahi taufiq walhidayah, warridhoka
wal inayah. Wassalamu a’laikum wr,wb.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati Nur, Pengantar IAD-IBD-ISD, Bandung: Pustaka Setia, 2000
Mawardi, Manusia, Filsafat dan Tuhan, Indonesia Tengah: PT Bumi Aksara, 1982
Supardi Djoko Darmono, Penderitaan, Konsorsium Antar Bidang,
Depdikbud, Semarang: PT Gramedia, 2009
Tholib Munandar, Mati dalam Tinjauan Ilmu dan Islam, Jakarta Selatan: PT Bima Ilmu,
2011
Musa Asy Arie, Dr. H., Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al-Qur’an,
Yogyakarta: Pustaka al-kautsar, 2011
[1]
Mawardi,
“Manusia, Filsafat dan Tuhan”, (Indonesia Tengah: PT Bumi Aksara, 1982), Hal. 88
[2]
Ibid, Hal. 94
[3] Musa Asy Arie, Dr. H.,
“Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al-Qur’an”, (Yogyakarta: Pustaka
al-kautsar, 2011), Hal. 102
[4]
Tholib
Munandar, “Mati dalam Tinjauan Ilmu dan Islam”, (Jakarta Selatan: PT Bima Ilmu, 2011), Hal. 132
[5]
Ibid, Hal. 135
[6]
Supardi
Djoko Darmono, “Penderitaan, Konsorsium
Antar Bidang, Depdikbud”, (Semarang: PT Gramedia, 2009), Hal, 93
[7]
Hidayati
Nur, “Pengantar IAD-IBD-ISD”, (Bandung:
Pustaka Setia, 2000), Hal, 162