AGAMA DAN KESEHATAN JIWA
A. Problem Psikologis Manusia
Modern
Modernitas merupakan kebudayaan baru yang dibentuk oeh
manusia. Namun selain manfaat yang dihasilkan ternyata kebudayaan beru ini
junga menghasilkan masalah-masalah psikologis sebangai mana yang diuraikan
berikut:
Pertama, manusia moderen merupakan manusia dalam wujud jasmani namun mesin
dalam wujud rohaniahnya. Ini diakaibatkan oleh kecepatan perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi serta adnya arus informasi menyebabkan manusia
harus berpacu dengan teknologi yang ia ciptakan sendiri sehingga manusia harus
menyamakan kecepatan dan ketetapannya bekerja dengan teknologi yang diciptakan.
Kedua, manusia modrendilanda kehilanga makna dan tujuan hidup sebagai
akibat dari perubahan sosial yang cepat, formalitas hubungan antar manusia,
perubahan lembaga tradisional menjadi lembaga rasional, heterogenitas
masyrakat, perubahan stabilitas sosial menjadi mobilitas sosial, serta
instabilitas nilai-nilai yang selama ini mereka
anut.
Ketiga, ketidakpuasan dan ketidakbahagian dalam kehidupan. Hal ini
diakibatkan oleh komunitas yang menonjolkan materialisme manuusia modern
disibukkan dengan pemenuh tuntutan-tuntutan dan kriteria sosial masyrakat.
Keempat, manusia modern selalu dilanda kecemasan yang diakibatkan oleh derasan
tuntutan sosial yang tinggi, ketiadaan prinsip hidup,dan tuntutan untuk selalu
beradaptasi dengan perubahan. Mereka selalu dihantui oleh kecemasan akan
kegagalan pencapaian target-target sosial dan tuntutan sosial.
Kelima, manusia modern selalu merasa kesepian, bahkan di tengah-tengah
keluarganya sendiri. Hal ini diakibatkkan oleh hubungan antara manusia yang
hanya bersifat formalitas, jauh dari kehangatann dan kering dengan cinta kasih
yang tulus, ditambah lagi dengan perwujudan cinta kasih dalam bentuk materi.
Keenam, kejenuhan juga dialami oleh masyrakat modern, jenuh terhadap
kepura-puraan, kepalsuan, target-target, tuntutan-tuntutan, kesepian dan
kejenuhan terhadap pencarian jati diri dan makna hidup.Sebagai manusia modern
melandaskan hidupnya pada sesuatu yang tidak pernah punya kepastian, akibatnya ia
masuk dan tidak mampu keluar dari perangkap modernitas.
A.
Kriteria Jiwa Yang Sehat
Berikut adalah pendapat beberapa ahli Psikologi
tentang kriteria-kriteria manusia yang memiliki jiwa yang sehat.
Tokoh psikonalisa Sigmund Freud menggaris bawahi bahwa orang-orang
yang berjiwa sehat harus memiliki harus memiliki:
1). Kekuatan engo menghadapi
dorongan dari ide atau kadang-kadang junga keiginan yang berlebihan super engo
2). Kemampuan untuk bekerja secara froduktif
3). Kemampuan untuk mencintai dan dicintai
Dalam merujuk kipribadian yang sehat, setidak-tidaknya junga
menggunakan tiga kriteria untuk mengukurnya.
Pertama,seseorang telah mengalami individuasi. Maksudnya, untuk menjadi
pribadi yang sehat seseorang harus mengembangkan semua sturuktur jiwanya secara
seimbang.
Kedua, ia mengalami proses perkembagan jiwa yang terus menerus. Bahkan
ketika seorang telah menginjak usia tua menurut Jung-ia tidak boleh
beriorentasi mundur kemasa lalu, melainkan ia tetap berorientasi kemasa depan.
Ketiga, Ia memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan dua hal yang berbeda dan
bahkan dua hal yang nampaknya bertentagan. Termasuk dalam hal ini
mengintekrasikan empat komponen dasar untuk menjalani kehidupan yaitu:
perasaan, intuisi, pikiran dan pengertian.
Erich Fromm berpendapat bahwa orang yang berjiwa sehat
adalah mereka yang telah mencapai kondisi ideal, yakni mereka yang
menggunakan semua kapatisasi dan
merealisasikan semua potensi yang dimilikinya untuk tujuan pengembangan diri
dan bukan bertujuan untuk pencapaian materi.
Carl Rogers menggunakan istilah self-actualizing person bangi orang yang memiliki kipribadian sehat
yang memiliki lima krakteristik berikut:
1.
Memiliki perasaan merdeka,
yakni merdeka dalam beraktipitas dan berkreatifitas serta terlepas dari
keraguan dan kehkawatiran akan respon orang lain terhadap dirinya.
2.
Kesedian untuk mengalami
berbagai hal dalam hidup walaupun terkadang berupa pengalaman yang tidak
menyenangkan.
3.
Memiliki kecendrungan dan
kemampuan untuk menikmati kehidupan sepenuhnya pada setiap saat.
4.
Percaya kepada intuisinya, ini
bukan berarti bahwa seseorang harus mengesampingkan pikiran dan pendapat orang
lain.
5.
Memiliki kreatifitas yang
tinggi, dan hidup secara konstruktif dan memilikinadaptasi yang tinggi terhadap
sengala perubahan di dalam lingkungannya.
B. Agama dan Pisikotrapi
hubungan agama degan psikotrapi, pertanyaan
mendasar yang perlu diajuka adalah: apakah ada perbedaan waktu kesembuhan
antara orang yang agamis dan yang tidak agamis? Apakah sikap keagamaan
seseorang yang baik memberikan keuntungan dalam terapi daripada orang yang
memiliki sikap keagamaan yang tidak baik? Secara umum memang belum ada kajian
yang mendalm dalam hal ini yang dilakukan sementara ini adalah hany spekulasi
dalam penggunaan dukungan empris dalam bagian tertentu. Bagi orang yang
beragama, saat menderita sakit sering mendekatkan diri kepada tuhan, terlebih
lagi bila ia mengalami kegoncangan jiwa. Salah satu cara untuk menkonsep
tualisasikan bagaimana agama diorganisasiakan dan dipungsikan termasuk pungsi
trapi adalah dengan memandang agama sekema kognisi. Hal ini memberikan
keuntungan kepada psikolongi agama itu sendiri dan juga bagi penelitian
penyembuhan kejjiwaan.Sejalan dengan perkembagan kajian piskologi dan antropoligi,
para ahli psikologi barat memberikan perespektip baru dalam penyembuhan
penyakit jiwa yang disebabkan karena problem emosi. Secara perlahan dan pasti
ahli psikologi barat tersebut mengakui bahwa tradisi timur memiliki teknik
psikotrapi yang kaya dapat diandalkan kesehatan dalam penyembuhan penyakit
jiwa.
D. KESEHATAN JIWA MENURUT
PSIKOLOGI ISLAM
Dalam hkazanah sufi, terdapat kesatuan
antara Allah dengan manusia, dan bila manusia memisahkan diri dari Allah dia
akan mengalami gangguan kejiwaaan. Dalam penderitaan hidup didunia, manusia
memilik kecenderungan untuk melupakan instik alamaiahnya ini bdengan mengambil
jalan melupakan Allah dan menuju kebahagian- kebahagian material. Namun
usaha-usaha untuk Allah bukanlah menguragi penderitaan hidupnya, melainkan
semakin menambah penderitaan itu.Sigmund freut yang menyatakan bahwa
penyimpangan prilaku-prilaku seperti kecemasan, kesedihan depresi, narsistik
dan mementingkan diri sendiri, sebagian besar
diakibatkan oleh kekuragan kasih saying pada masa anak-anak dengan lain
penyimpagan psikologis diakibatkan oleh keterpisahan hubungan antar orang tua
dengan anak. Para supi meyakini bahwa api cinta yang membara terhadap tuhan dalam
diri setiap orang dalam keadaan tertidur, api ini dapat dinyalakn melalui
kebagkitan psiklogis. Saat cinta itu mulai tumbuh dan berkembang, maka secara
berlaha-lahan insting kehewanan akan melebur dalam cinta ilahiyah dan menjadi
energi integrative bagi hubugan yang erat antara manusia dengan Allah.
1. Terapi Psikologis menurut
Konsep Tasaufauf
Dalam tasauf umumnya penyembuhan penyakit
psikologis dilakukan dengan;
1)
Meditas, yang dilkukan setiap
hari sekali dan biasanya sebelum fajar,namun akan lebih berhasil guna bila
meditasi tersebut dilakukan dua atau tiga kali dalam sehari setelah selesai
salat.
2)
Kehadiran rutin dalam pertemuan
para sufi.
3)
Dialok rutin dengan guru sufi.
Waktu yang digunakan untuk dialok sangat bervariasi,tergantung kondisi kesehatan
jiwa pasien.
4)
Meditasi kelompok, yang
biasanya dilakukan minimal dua kali seminggu dengan durasi waktu 30 sampai 90
menit setiap meditasi.
Berbeda
dengan meditasi lainnya, dalam tasauf meditasi dilakukan dengan membiarkan
pikiran dan fantasi mengalir dari pada menahannya atau membuangnya atau
dikendalikan olehnya.Meditator di dorong untuk mengalami keyakinan dan
diharmonisasikan dengan waktu sekarang dari pada melihat waktu lampau atau
masa mendatang.
Meditasi dilakukan
dengan berzikir seiring dengan alur nafas masuk dan keluar tanpa menekan
pikiran, perasaan, fantasi, ide dan sensasi.Meditator dibiarkan perasaan dan
kemudian dengan seksama mengarahkannya pada objek meditasi, yakni Allah. Pada
tahap fana suatu tahap yang membebaskan mmeditator dari zikir itu sendiri,persepsi,
perasaan,dan pikiran.Dari berbagai
penelitian terhadap meditasi yang dipantau dengan menggunakan
electroencephalogram (EEG),ditemukan bahwa saat bermeditasi terjadi kenaikan
aktipitas (hyperarousal) gelombag beta sekitar 12-30 cyces per detik.
2. Trapi akhlak
menurut konsep Al-Ghazaly
Dalam
trapi penyakit kepribadian dan sosial (akhlak), Al- Gozaly sangat mengedepankan
trapi akhlak.
1.
Kemurahan Allah dan
kesempurnaan pitrah. Dalam bentuk ini manusia secara bawaan telah diberi
kesempurnaan akal dan akhlak yang baik serta kemampuan menahlukkan sahwat dan
emosi tanpa melalui proses pendidkan.
2.
Melalui olah jiwa dengan
mendekatkan diri kepada Allah dengan mendidik diri untuk berprilaku sesuai
dengan tuntutan akhlak yang baik secara konsisten dan bersungguh-sungguh dan
menanamamkan keyakinan bahwa kesombongan seperti ini merupakan ujian besar dan
melatih hatinya untuk selalu bersikap rendah hati kepada semua orang
3.
Keturunan, kecantikan dan
kekayaan. Orang-orang yang merasa memiliki kelebihan dalam tinga hal ini sering
akan memandang rendah orang lain dan timbulah sipat sombong dan enggan bergaul
dengan orang yang tidak dalam kelas sosial yang sama
4.
Kekutan dan kekuasaan. Orang
yang kuat dan berkuasa terkadang
bersipat sombong kepada orang yang lemah.
3. TRAPI JIWA
MENURUT Ar-RAZY
Dalam penyakit jiwa ar-razi menitik
beratkan pada metode behapioral-inpormatip, yakni mentrpik klien dengan
menyediakan inpormasi yang dapat membantu mereka memahami membebaskan diri dari
belenggu yang mendasari penyakitnya dan membentuk prilaku yang dapat diterima
secara rasional dan sosial.
1.
Mengendalikan akal terhadap
penjajahan hawa napsu
2.
Mencegah hawa napsu dari
hal-hal yang tidak dibenarkan agama islam. Hal ini harus dilakukan bertahap
dengan latihan yang berkesinambungan.
Selanjutnya Ar-Razy membahas tentang
trapi terhadap barbagai penyakit jiwa antara lain:
KASMARAN. Cinta asmara tidak dapat
dipisahkan dari penderitaan dan kenikmatan. Kenikmatan dan kebahagian tedak
akan muncul tanpa didahului tanpa kesesalan terhadap kesulitan dalam meraihnya.
Disini lah letak atau kekeliuran atau kebutaan orang-orang yang kasmaran, yakni
hanya membayangkan dan mengejar kenikmatan tanpa mengiraukan penderitaannya.
Pada hal dalam cinta asmara yang terjadi adalah sebaliknya, yakni selalu
diterpa penderitaan dan bencana yang menyertainya secara berkalanjutan
sedangkan kenikmatan atau kebahagiannya hanya akan muncul sesaat. Penderitaan
itu berupa rasa rindu yang selalu menerpa, kehawatir, cemburu ketidak teraturan
dalam makan dan tidur sehingga mengakibatkan kesehatan teraganggu, kebencian,
kemarahan, dan bahkan dalam bebrapa kasus banyak orang yang karenanya.
Dengki (Hasad) yakni penyakit jiwa
bentuk ketidak senagan atas kebaikan dan kebahagian yang dialami orang lain.
Dengki merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat mebimbulkan penyakit
psikosomotis. Siptom psikis yang hbiasanya menyertai dengki adalah: kesibukan
pikiran negatip terhadap objek.
Bangga pada diri sendiri (ujub).
Kebanggaan akan diri sendiri muncul jika seseorang merasa bahwa apa yang
dimilikinya sebagai suatu kelebihan dan kebesaran daripada yang dimiliki orang
lain. Tetapi untuk ini mengenal aib (kekurangan/kelemahan) diri sendiri baik
melalui intripeksi maupun orang lain.
Kesediahan, Kesediahan ini
terjadi karena kehilangan orang yang
dicintai dan hal ini akan mempengaruhi kondisi dan jiwa raga. Oleh sebab itu
ar-razy menyarankan seseorang harus menghindarkan atau menolak akan datangnya
kesedihan dengan mengantisipasinya dan mengobatinya
E. KECERDASAN SIPRITUAL
Berpuluh tahun intlektual
kuesen tiente(iq) digunakan dalaahui iq bukanlam kemampuan seorang bahkan
dikenal pektor seseorang. Sampai kemudian dipertangahan tahun 1990 saat danil
goleman memperkenalkan emosional kuesen barulah diketahui iq bukanlah pakror
keberhasilan seseorang pengetahuan manusia tentang kecerdasan kemudian
dilengkapi dengan adnya kecerdasan spiritual dalam diri manusia.
Menurut Donah Johar
iq adalah kecerdasan untuk menghadapi ndan memcahkan mekna dan nilai, yaitu
kecerdasan untuk menetapkan prilaku hidup kita dalam konteks makna yang lebih
luasdan kaya, kecerdasan menilai bahwa tindakan atau jalan hidup sesorang lebih
bermakna dibandingkan orang yang lain. Temauk didalamnya kemampuan untuk
bertindak secara mwnyeluruh,replek si belan, mawasbiri, perhatian,krapitas,
kemampuan untuk mengemukakanpertanyaan mengapa ia berada di suatu tempt,
kerinduan dan kapasitas untuk mencari makna, pisi dan nilai-nilai.
Paol Edrwad dalam
bukunya dehetbuk of spiritual intelejensi menyatakan bahwa kecerdasan spiritual
merupakn kejeniuasan yang bawaaan dari lahir tidak dapat diciptakan dan tidak
pula dapat dimusnahkan.Kemudian paul etwat menyatakan bahwa peran spiritual
dapat dirasakan saat seseorang merasakan aman dan tenteram, damai, oenuh cinta
kasihh, saat itu ia akan bertingakah laku berbeda dari pada saat merasakan
kebalikan daripada hal diatas. Maslahnya adlah, sessorang tidak dapat menemukan
kecerdasan spritua mmelalui pemikiran,
keputusan dan analisis dari proses pikiranpisik, ia hanya dapat diselami dengan
kesadaran, perasaan, ketelitian dan dengan menggunakan kesadaran
spiritual.Kecedasan spiritual dimiliki oleh setiep orang sebab ia merupakan
kemampuan internalbawaan otak dan jiwa manusia, yang sumber terdalamnya adlah
potensi ketuhanan itu sendri.
Donah johar
mengajukan bagi pembentukan diri dari enam bagian serta cara peningkatan
kecerdasan spiritual begi setiap keribadian sebagaimana dijelaskan berikut ini.
1.
Kpribadian konpensional yang
ditunjukkan dengan sikap hati-hati, mengikuti metodis, epesien dan pormat,
depensip, tidak peleksibel, pemalu, tidak mau menonjolkan diri, patuh, tertur
tekun, praktis, terlalu sopan dan tidak imajinatif
2.
Kprbadia sosial dengan sikap
menyukai orang dan mudah bergaul, ramah, dermawan, penolong, baik hati, sangat
persuasip, sabar dan suka bekerja sama, idealis, bertanggung jawab, bijak sana
dan hangat.
3.
Kpribadian inpestigatif berikap
senag menyelidiki, rasional, arketipe itelktual, analitis, konpleks, ingn tahu,
teliti dan kritis serta senang menyendiri.
4.
Kpribadian arisi memiliki
sipat: tidak rapi, emosional impulsip, tidak praktis, mandiri, intropektip,
peka dan terbuka perubahan pribadi.