PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
A. Pendahuluan
Pendidikan sebagai suatu usaha untuk memberi
bekal kepada anak agar pada suatu ketika dalam hidupnya dapat memikul tanggung jawab
atas segala perbuatannya. Mendidik berarati mengantarkan anak yang belum dewasa
ketingkat kedewasaan. Pendidikan sepanjang hayat adalah suatu pokok pembicaraan
yang meliputi pikiran banyak orang. Didalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah
tangga sekolah dan masyarakat dan pemerintah.
Agama islam juga sudah mengenal pendidikan seumur hidup sebagaimana dinyatakan
oleh Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi.
“Tuntutah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia Jelaslah bagi kita, bahwa
pendidikan sepanjang hayat harus kita sadari sebagai suatu keharusan, sebagai
suatu usaha untuk dapat memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya di
dunia sampai di Akhirat.
B. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.
1. Menurut GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat sehinggpendidikan seumur hidup merupakan tanggung jawab keluarga, masyarakat danpemerintah.[1]
2. Secara yuridis formal konsepsi pendidikan seumur hidup dituangkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 jo Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN, dengan prinsip-prinsip pembangunan nasional
3. Konsepsi manusia Indonesia seutuhnya merupakan konsepsi dasar tujuan pendidikan nasional (UU Nomor 2 tahun 1989 Pasal 4) yakni pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
C. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup :
1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
3. Pendidikan Seumur Hidup Dalam Berbagai Perspektif
D. Dasar-dasar pemikiran Pendidikan Seumur Hidup
1. Tinjauan ideologis Setiap manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan hidup.[2]
2. Tinjauan ekonomis Pendidikan seumur hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk
a. Meningkatkan produktivitasnya
b. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya
c. Memungkinkan hidup dalam lingkunganyang sehat dan menyenangkan
d. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat.
3. Tinjauan sosiologis Pendidikan seumur hidup yang dilakukan oleh orangtua merupakan solusi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan orang tua bersekolah maka anak-anak mereka juga bersekolah.
4. Tinjauan Filosofis Pendidikan seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
5. Tinjauan Teknologis Semakin maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Dengan teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula sebaliknya.
6. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.
E. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-Program Pendidikan
- Pendidikan baca tulis fungsional
Realisasi baca tulis fungsional memuat dua hal, yaitu :
- Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3 M) yang fungsional bagi anak didik.
- Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya
- Pendidikan Vokasional. Pendidikan vokasional adalah program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia.
- Pendidikan Profesional.[3]
F. Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup
Hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup :
- Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
- Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
- Faktor peranan keluarga.
- Faktor perubahan peranan sosial
- Perubahan teknologi
- Faktor-faktor vocational
- Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
- Kebutuhan anak-anak awal
G. Strategi Pendidikan Seumur Hidup
Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinventarisir Prof. Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal berikut :
- Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup
- Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
- Konsep belajar seumur hidup. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
- Konsep Belajar Seumur Hidup. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
- Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
- Arah Pendidikan Seumur Hidup antara lain :
a. Pendidikan Seumur Hidup Kepada Orang Dewasa
Sebagai generasi penerus, para pemuda ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat “Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan keterampilan bagi pekerja.
b. Pendidikan Seumur Hidup Bagi Anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa artinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.akar pendidikan yang juga mantan Menteri pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Fuad Hassan berpendapat, pendidikan dalam arti luas merupakan ikhtiar yang ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan. Ketiga aspek itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia.Demikian Fuad Hassan saat menjadi pembicara kunci pada seminar nasional "Rekonstruksi dan Revitalisasi pendidikan Indonesia Menuju Masyarakat Madani", di Widya Graha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jln. Gatot Subroto Jakarta, Kamis (2/9).Hadir dalam cara itu, pengamat pendidikan Arief Rachman dan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Dewi Fortuna Anwar.
Menurut Fuad, anggapan bahwa pembiasaan hanya efektif pada masa kanak-kanak jelas keliru karena pada usia dewasa dan lanjut usia pun pembiasaan masih terjadi. Misalnya, melalui kegiatan hobi dalam masa pensiun, kebiasaan makan yang berkenaan dengan pemeliharaan kesehatan, kebiasaan olah raga, dan lainnya yang dibentuk pada masa tua.Halnya mengenai pembelajaran yang juga meliputi pelatihan, dikatakan Fuad, itu merupakan pendekatan yang terutama mengemuka melalui jalur pendidikan formal. "Melalui jalur ini, sesuatu program pembelajaran jelas cakupannya dari awal hingga akhir. Pendekatan ini lazim dilaksanakan melalui pendekatan klasikal dan kurikuler dalam sistem persekolahan," jelasnya.Selanjutnya, yang sering dilupakan adalah pendidikan dalam arti luas yang meliputi juga peneladanan.
Di sisi lain, perilaku yang diamati sebagai teladan juga bisa berpengaruh sebagai penentu pola dan kecenderungan (patern and trend setter). Teladan pun ditemukan melalui sosok yang dianggap memperagakan model peran (role model).Fuad juga menilai, peneladanan merupakan penjelmaan yang bisa berdampak kuat dalam proses pendidikan, terutama bagi anak-anak dan remaja, serta kaum muda umumnya."Pada usia yang masih rentan untuk dibentuk oleh berbagai faktor eksternal ini, peneladanan bisa memengaruhi arah perkembangan para remaja dan kaum muda menuju kedewasaan," tuturnya.Di tempat sama, pengamat pendidikan yang lain, Arief Rachman mengungkapkan hal senada. Potret pendidikan yang ada seolah-olah pendidikan itu ada di sekolah. Padahal, lingkungan luar sangat berperan.Ia menilai, pendidikan memang persyaratan awal. Akan tetapi, jangan direduksi di sekolah, tetapi juga di masyarakat, rumah tangga, dan media.
H. Kesimpulan
Fuad Hassan berpendapat,
pendidikan dalam arti luas merupakan ikhtiar yang ditempuh melalui tiga
pendekatan, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan. Ketiga aspek itu
berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia.
Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang mengandungi unsur-unsur
pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada
pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna
untuk diaplikasikan oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang
memerlukan pendidikan. Berdasarkan berbagai definisi, dapat difahamkan bahwa
pendidikan ialah proses melatih akaliah, jasmaniah dan moral manusia untuk
melahirkan warganegara yang baik serta menuju ke arah kesempurnaan bagi
mencapai tujuan hidup. Asas pendidikan seumur hidup yang mengandung kemungkinan
diversifikasi sistem pendidikan, tampaknya konsepsi satu jalur kurang begitu
tepat dan efektif. pendidikan satu jalur baru lebih efektif bila wajib belajar
lebih tinggi dari yang ada sekarang. Jauh sebelum PBB pada tahun 1970-an
memprakarsai "pendidikan seumur hidup-PSH” (Lite Long Integrated
Education), dalam Islam pada abad ketujuh telah ditegaskan: Uthlub al’ilma min
al-mahdi ila al-lahdi (tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat).
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-seumur-hidup/mrdetail/14530/diakses pada tanggal 28 april 2011 pada pukul 12: 48 wib.
http://ldiingawi.blogspot.com/2009/04/konsep-pendidikan-seumur-hidup.html/diakses pada tanggal 28 april 2011 pada pukul 12: 48
wib.
http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-pendidikan-seumur-hidup-life.html/ diakses pada tanggal 28 april 2011
pada pukul 12: 48 wib.
[1] http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-seumur-hidup/mrdetail/14530/diakses pada tanggal 28 april 2011 pada pukul 12: 48 wib.
[2] http://ldiingawi.blogspot.com/2009/04/konsep-pendidikan-seumur-hidup.html/diakses pada tanggal 28 april 2011 pada pukul 12: 48
wib.
[3] http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-pendidikan-seumur-hidup-life.html/ diakses pada tanggal 28 april 2011
pada pukul 12: 48 wib.